Padang (Unand) - Melalui kunjungan ke Universitas Andalas pada Selasa (6/9) siang, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mengajak untuk bekerja sama demi memberikan kesempatan besar dan kemudahan bagi mahasiswa demi mendukung pengembangan pendidikan tinggi.

Kunjungan tersebut diterima hangat oleh pimpinan Unand yang diwakili oleh Wakil Rektor I Prof. Dr. Mansyurdin, dalam sambutannya di ruang sidang senat kampus Limau Manis.

Dalam diskusi yang dihadiri oleh jajaran pimpinan UKM dan UNAND, dijelaskan tiga bidang kerjasama yang ditawarkan. Yang pertama adalah kesempatan melanjutkan pendidikan S2 dan S3 bagi mahasiswa Unand di UKM. Salah satunya adalah program acceleration dimana mahasiswa bisa berkuliah S1 di Unand dan langsung melanjutkan S2 di UKM. Lalu, pertukaran pelajar atau student exchange/student mobility, dengan periode sekurangnya enam bulan. Terakhir, research collaboration atau kolaborasi riset/penelitian.

“Sebagai Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH), Unand memiliki tujuan untuk menjadi world class university, dan meletakkan diri sebagai universitas riset, yang mengintegrasikan pendidikan, riset, dan community service,” ujar Prof. Mansyurdin.

Ia menyebut bahwa tawaran kerjasama UKM dalam bidang-bidang tersebut, terutama bidang riset, diterima dengan senang hati oleh Unand.

“Sebagai negara yang dekat, dan sebagai sesama bangsa melayu, UKM dan Unand seperti bersaudara. Maka dari itu, sebagai saudara, kita harus sama-sama bergerak menuju yang lebih baik,” ucap Director UKM Shape, Prof Datuk Dr Muhammad Bin Hussin, mengawali diskusi mengenai kerjasama yang ditawarkan.

Menurutnya, Unand dengan keunggulan geografis dan budayanya, memiliki keunikan yang dapat dituangkan dalam riset ilmiah, yaitu bidang kajian budaya. Budaya Minangkabau dinilai unik karena menerapkan prinsip matrilineal dan memiliki budaya merantau yang sangat populer. Hal tersebut yang belum ditemukan pada riset-riset peneliti di Malaysia, utamanya di UKM.

Ia juga menambahkan, bahwa UKM akan memudahkan akses kuliah, sehingga mahasiswa tidak perlu datang ke Malaysia untuk belajar dan melakukan riset. 

“Kita memudahkan calon pelajar yang ingin melanjutkan S3 tapi mengalami kesulitan misalnya dalam meninggalkan keluarga di Indonesia. Jadi, kita berlakukan skema hybrid, dimana pelajar cukup berkuliah selama 6 bulan di UKM, dan seterusnya bisa melanjutkan riset di Unand saja,” tambah Prof. Datuk.

Pada diskusi tersebut, satu hal yang ditekankan UKM bagi calon pelajar, adalah keharusan penggunaan bahasa melayu dalam setiap karya ilmiah seperti tesis atau disertasi. 

“Karena UKM adalah universitas kebangsaan, yang mana poin kebangsaan ini diwujudkan dalam penggunaan bahasa kebangsaan Malaysia yaitu bahasa melayu,” pungkasnya.

Humas dan Protokol Unand