Padang (UNAND) – Universitas Andalas menjadi tuan rumah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) dan International Conference on Fundamental and Applied Biology (ICOFAB) 2024 yang berlangsung selama dua hari yaitu 16-17 Juli di Gedung Convention Hall Kampus Limau Manis.

Rakernas ini diikuti oleh lebih dari 30 perguruan tinggi dan dilanjutkan dengan International conference yang akan diikuti oleh 161 peserta dari 47 institusi dari 6 negara yang dibuka secara langsung oleh Sekretaris Daerah Drs. Hansastri mewakili Gubernur Sumatra Barat.

Rakernas tahun ini mengusung tema "Biology and Biodiversity as the Main Pillars of the Green Economy Towards Golden Era" yang turut dihadiri Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek.

KOBI saat ini sudah berusia 13 tahun sejak berdiri pada 23 September 2011 dengan tujuan bersama-sama mempelajari, memanfaatkan dengan bijak dan melestarikan biota alam. Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. ketua KOBI menyampaikan Indonesia menjadi mega biodiversity in the world dengan melengkapi data dan riset kemaritiman serta riset biologi lainnya.

"Tahun ini Departemen Biologi juga bekerja sama dengan Liberec Zoo, Manday Nature, University of Hongkong, UiTM dan baru saja melalui fasilitas dari program EQUITY yang dikelola Universitas Andalas,"ujar Ketua Departemen Biologi Dr. Wilson Novarino. 

Dikatakannya, Departemen Biologi juga telah menerima dana mencapai 6 milyar rupiah untuk diimplementasikan dalam penelitian dan penhabdian masyarakat baik dari pendanaan rutin Ristekdikti, Kedaireka, dan kerja sama dengan mitra.

"Pencapaian yang telah diraih Departemen Biologi turut memberi kontribusi pada pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) 5 Universitas Andalas, yang juga selaras dengan target penelitian untuk mengejar kualitas dan kuantitas," tutur WIlson.

Rektor Universitas Andalas Efa Yonnedi, Ph. D berharap melalui Departemen Biologi akan muncul inovasi-inovasi untuk menguasai teknologi di masa depan. Disampaikannya, untuk tingkat universitas tengah dilakukan diskusi terkait pengoptimalan pengelolaan Hutan Biologi, Arboretum, dan Kebun obat sebagai unit Andalas Science-Eco Park.

“Hutan tersebut nantinya dapat dimanfaatkan sebagai kawasan eduwisata untuk siswa-siswi sekolah dasar hingga menengah atas,” sambungnya. 

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pertemuan dan silaturahmi dalam mendorong kolaborasi dan sinergi. "Banyak temuan besar diawali dari pertemuan dan silaturahmi, kolaborasi dan sinergi tidak akan terjadi tanpa silaturahmi yang kuat,” pungkasnya.(*)

Humas, Protokoler, dan Layanan Informasi Publik