Padang (UNAND) - Pakar Pertanian Universitas Andalas Dr. Ir. Feri Arlius M. Sc, menilai  pengelolaan sektor pertanian Sumatera Barat (Sumbar) perlu didorong menuju upaya penerapan teknologi pengolahan hasil pertanian sebagai langkah awal pengembangan hilirisasi produk pertanian.

Menurutnya, penerapan teknologi pengolahan produk pertanian sangat penting untuk menambah nilai ekonomi produk di pasaran, terutama karena produk pertanian Sumbar masih dijual dalam bentuk barang mentah.

Ia menambahkan penerapan teknologi pengolahan produk pertanian lebih dibutuhkan oleh petani Sumbar pada hari ini dibandingkan dengan penerapan teknologi pada aktivitas budidaya atau produksi.

Meskipun petani Sumbar hampir selalu dihadapkan dengan persoalan pupuk dan pestisida yang mahal, faktanya sektor pertanian Sumbar hingga saat ini tidak pernah mengalami kendala dalam hal kuantitas produksi. Satu-satunya hal yang mungkin menjadi kelemahan sektor pertanian Sumbar adalah pemasaran.

Oleh karena itu, Pemprov Sumbar harus memiliki inovasi baru untuk menjamin pasar dan stabilisasi harga komoditas. Feri menyarankan agar perusahaan agribisnis milik daerah menyerap produk-produk UMKM pertanian dan menjualnya ke pasar-pasar potensial seperti Jakarta, Medan, Riau, dan lain sebagainya.

Baginya, persoalan ketersediaan pasar serta jaminan stabilitas harga merupakan hal krusial yang perlu segera disikapi pemerintah. Sebab, sekalipun teknologi pengolahan produk pertanian atau hilirisasi telah berjalan, namun jika ekosistem pasar tidak diciptakan, semua strategi yang telah dilakukan pasti akan sia-sia belaka.

Ia menilai Program Unggulan (Progul) bidang pertanian Gubernur Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Gubernur Audy Joinaldy masih belum terlaksana secara optimal meski jumlah 10 persen APBD telah dianggarkan untuk sektor pertanian.

Hal itu disebabkan karena gagalnya sejumlah program pengadaan benih atau bantuan lainnya yang telah dicanangkan pemerintah. Kondisi itu pun ditambah dengan masih samar-samarnya arah pengelolaan sektor pertanian Sumbar.

Feri menyarankan agar Pemprov Sumbar tetap berfokus untuk menjalankan program yang bermuara kepada upaya peningkatan nilai tambah pendapatan petani. Namun, langkah itu tidak akan berhasil jika program-program yang disediakan hanya sampai kepada pelatihan-pelatihan formalitas belaka saja. Oleh karena itu, program pendampingan perlu dilakukan secara maksimal dan tidak setengah-setengah.(*) diolah dari tulisan yang terbit pada Media Harian Haluan (13/6).

Humas dan Protokol UNAND