Padang (UNAND) - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Republik Indonesia Marsekal TNI (Purn) Dr. (HC) Hadi Tjahjanto, SIP memberikan kuliah umum dihadapan civitas akademika Universitas Andalas pada Rabu (21/6) Gedung Convention Hall Kampus Limau Manis.

Menteri Hadi menyampaikan tentang Indonesia Emas 2045 yang harus disambut oleh generasi muda dengan menyiapkan diri karena pada 2030 adalah puncak bonus demografi dimana terdapat 68,3 juta penduduk Indonesia yang masuk dalam kategori usia produktif.

“Puncak bonus demografi tersebut bisa menjadi peluang sekaligus ancaman, tergantung bagaimana cara kita menghadapi dan mengelolanya,” sambungnya.

Mantan Panglima TNI tersebut menjelaskan Indonesia Emas 2045 akan berhasil diwujudkan jika tiga hal pokok yang menjadi acuan dapat dijaga dengan baik, yakni stabilitas bangsa harus terjaga, keberlanjutan dan kesinambungan dalam kepemimpinan, dan kualitas sumber daya manusia.

“Jadi saya sangat berharap mahasiswa Universitas Andalas dapat belajar dengan tekun supaya tiga hal pokok yang menjadi acuan tersebut dapat kita raih,” ujarnya.

Dalam mencapai indonesia emas ini dikatakannya mesti menghilangkan ego sektoral, mari bekerja sama karena dengan kebhinekaan itu membuat kita kuat.

Maka dari itu, ia berpesan dengan mengutip kata-kata Mahatma Gandhi yang mana masa depan itu tergantung dari apa yang dilakukan saat ini.

Ia juga mencontohkan Korea Selatan merupakan salah satu negara yang tergolong berhasil keluar dari kategori Midle Income Trap atau jebakan pendapatan kelas menengah.

Diharapkannya Indonesia bisa meniru langkah Korea Selatan berhasil keluar dari Midle Income Trap tersebut dan bergerak menuju negara maju bukan negara berkembang lagi.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan Universitas Andalas dan Universitas Gadjah Mada menjadi universitas yang terus berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan tanah ulayat.

Ia yakin Universitas Andalas menjadi Kawah Candradimuka sebagai tempat penataran generasi muda dalam mempersiapkan menjadi insan yang memiliki semangat juang dan sikap pantang menyerah.

Sementara itu, Rektor Yuliandri terkait bidang Agraria dan tata ruang, Universitas Andalas telah melakukan berbagai kerja sama dengan Kemen ATR/BPN (khususnya Pusat Kajian Hukum Agraria dan Adat/PAgA, Fakultas Hukum).

Berbagai hal yang terkait di dalamnya di antaranya Penelitian Inventarisasi dan Identifikasi Tanah Ulayat di Sumatera Barat dan Kalimantan Tengah tahun 2021 bersama Universitas Gadjah Mada dan Universitas Andalas. Kemudian, Penelitian Kajian Penyusunan Petunjuk Teknis Penatausahaan Tanah Ulayat Kesatuan Masyarakat Hukum Adat tahun 2022.

Di samping itu juga, Penyusunan Kajian Akademik Perubahan Kedua PP No. 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan PPAT, serta Penelitian Inventarisasi dan Identifikasi Tanah Ulayat dan Komunal di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan tahun 2023.

Ia berharap dengan kedatangan Menteri ke kampus ini berbagai bentuk kerja sama dan sinergi dapat semakin ditingkatkan sehingga keberadaan Universitas Andalas semakin memberi manfaat bagi bangsa dan negeri.(*)

Humas dan Protokol UNAND