Sariak (UNAND) - Ratusan warga memadati lapangan sepak bola Palanggenang, Nagari Sariak, Sungai Pua, Agam, dalam rangka perayaan kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 pada Kamis (17/8).  Tua dan muda warga Sariak tumpah ruah bersemangat memeriahkan perayaan 17 Agustus dengan mengikuti berbagai perlombaan atau menyemangati mereka yang berlomba. Perayaan HUT RI yang berlangsung dari pagi setelah upacara bendera di kantor camat Sungai Pua, hingga sore seakan menjadi titik kumpul seluruh masyarakat Sariak hari itu. Wali nagari, Ismet Dianto beserta perangkat nagari, ninik mamak, ibu-ibu PKK turut menghadiri perayaan HUT RI yang juga diangkat sebagai acara alek nagari Sariak.

Ada yang berbeda dengan perayaan kemerdekaan tahun ini dengan kehadiran stan expo KKN UNAND. Sebuah peta berbagai situs sejarah terpampang di samping tenda stan. Masyarakat yang membawa ponsel pintar membaca informasi berbagai situs sejarah yang ada di nagari melalui barcode yang tertera di samping gambar situs seperti mesjid tuo Sariak, tugu parang panta, medan nan bapaneh, batu kacio, batu manangih, menhir dan rumah panjang. Menurut Zahra Winarti, koordinator pelaksana digitalisasi situs bersejarah, banyak warga masyarakat terutama kaum muda yang belum tahu mengenai sejarah dan cerita yang ada di balik situs-situs tua yang ada di nagari mereka. Pembuatan peta yang ditampilkan pada saat perayaan HUT RI merupakan salah satu upaya mengenalkan peninggalan sejarah yang ada di nagari Sariak. Sebagai contoh tugu Parang Panta yang merupakan peringatan perang anak negeri Sariak melawan kolonialis tahun 1949.

Berbagai olahan produk pertanian seperti olahan tomat, wortel dan labu menjadi dodol, berbagai jenis pupuk organik cair, hingga alpukat hasil sambung warga ditampilkan di stan.  Belum lagi produk dari tim kesehatan seperti kreasi makanan tambahan berbahan dasar ikan dan minuman herbal penambah nafsu makan. Dari tim lingkungan, ada berbagai kreasi kerajinan pemanfaatan dari sampah seperti bros dan gantungan kunci yang menjadi dekorasi stan KKN dan sabun dari minyak goreng bekas/jelantah.

"Yo lamak dodol anak-anak KKN ko”. Enak dodol anak-anak KKN ini_terj. komentar Tedy Dt Parpatiah Nan Basa, Ketua Bamus nagari Sariak begitu ia mencicipi dodol yang tersaji. Komentar ini disepakati oleh ibu-ibu yang mendatangi stan KKN. Menurut Naviza Saputri, mahasiswa Fateta UNAND, dodol tomat adalah yang paling laris dicicipi dan disukai oleh masyarakat. Pembuatan olahan komoditas pertanian Sariak ini pertama kali dilaksanakan di jorong Pandam akhir Juli kemarin dan hingga kini sudah terselenggara hingga lima kali karena banyaknya permintaan ibu-ibu di enam jorong lokasi penempatan mahasiswa KKN Unand.

Anak-anak balita bisa menikmati “BOLKAN” bola-bola ikan yang merupakan bagian dari pemberian makanan tambahan dan juga jamu penambah nafsu makan yang semua berbahan dasar tanaman lokal yang ada. Program ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan penanggulangan stunting yang dilaksanakan oleh mahasiswa tim bidang kesehatan selain pemberian MPASI dan edukasi stunting baik melalui penyuluhan dan pembuatan pamflet yang berlangsung di posyandu. Semua ini merupakan rangkaian kegiatan dalam mendukung SANBEST "Sariak Nagari Bebas Stunting” ujar Ainindia Khairunisa, anggota tim kesehatan.

Selama hampir 40 hari KKN, berbagai kegiatan telah dilakukan seperti skrining kesehatan yang tidak hanya dilakukan di pustu, namun juga dari rumah ke rumah warga yang membutuhkan. Edukasi tidak hanya ditargetkan pada masyarakat saja, tetapi juga kepada siswa/i SDN 02 Sariak Sariak berupa pelatihan dokter kecil dan sosialisasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

Tim bidang lingkungan turut mendemontrasikan pelatihan pembuatan sabun cuci dari minyak jelantah dan sosialisasi bahaya plastik. Sama halnya dengan saat pelatihan yang juga dilakukan di masing-masing jorong, ibu-ibu terlihat bersemangat dan meminta produk sabun untuk dicoba digunakan. “Kami berharap, pelatihan ini bisa dipraktekkan langsung oleh ibu-ibu sebagai upaya pemanfaatan limbah” ungkap Annisa Jasman, koordinator kegiatan.

Meski sesekali terkendala oleh hujan yang turun, tetapi tidak mengurangi kemeriahan acara perayaan kemerdekaan RI ini. Acara ditutup dengan permainan Kesenian Irama Minang (KIM) yang diikuti oleh seluruh masyarakat yang hadir dan tentunya mahasiswa KKN UNAND.

Sebelum pulang, mahasiswa Amiral Fadhil selaku ketua KKN Mahasiswa UNAND di nagari Sariak sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh perangkat nagari dan masyarakat Sariak atas bantuan dan kerjasama selama masa KKN. "Acara ini kami angkat sebagai bentuk puncak dari rangkaian kegiatan kami selama 40 hari ber-KKN” imbuhnya.

Pada kesempatan berbeda, DPL KKN Sariak, Dr. P.K. Dewi Hayati [18/8], mengungkapkan apresiasi terhadap apa yang sudah dilakukan oleh tim KKN UNAND bersama masyarakat. Sebagaimana tema HUT kemerdekaan RI yang ke-78 ‘Terus Melaju untuk Indonesia Maju’. Semua yang dilakukan merupakan cerminan semangat dan tekad mahasiswa KKN Universitas Andalas dalam menghadapi tantangan masa depan yang diwujudkan dalam bentuk saling bekerjasama, berkolaborasi dan bersinergi untuk mencapai tujuan bersama. “Saya bangga dengan upaya mereka”.

 

Pewarta: Ririn Thalita