Padang (UNAND) - Al Fajri mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Andalas mengembangkan start-up (perusahaan rintisan) untuk membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Start-Up yang ia kembangkan diberi nama UMKM&Investor atau disingkat U&I yang bisa diakses alamat web: https://umkmdaninvestor.com
Cara kerja start-up ini adalah dengan mempertemukan UMKM yang punya potensi untuk dikembangkan, namun terkendala modal untuk ekspansi. Dalam hal ini, U&I membuat semacam marketplace, yang mempertemukan para calon pemodal yang tertarik berinvestasi, dengan para pelaku UMKM.
U&I pertama kali diinisiasi Fajri dengan mengajukan proposal untuk mendapatkan pendanaan dari Universitas Andalas pada tahun 2021. "Setelah proposal kami disetujui, kami langsung mendapatkan inkubasi yang difasilitasi oleh UPT Kewirausahaan Universitas Andalas," katanya.
Ia dan tim juga mendapatkan pelatihan yang diadakan oleh Indigo Space Telkom untuk Start Up (perusahaan rintisan) yang ada di Kota Padang. Setelah dirasa siap, di awal 2022, mereka memulai mengimplementasikan rancangan ide yang sudah dipikirkan sebelumnya soal U&I.
Hingga saat ini tim U&I sudah beberapa kali diajak sebagai perwakilan dari Universitas Andalas untuk menghadiri kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh berbagai stakeholder bisnis.
Dunia UMKM jika dikaji lebih dalam akan menempatkan kita pada pandangan yang mengkhawatirkan tutur pemuda 22 tahun itu. Pada tahun 2021 saja ujarnya, jumlah UMKM yang ada di Indonesia mencapai 65,46 juta unit. Hal itu lanjut Fajri menyumbang kontribusi sebesar 60,5% terhadap Produk Domestik Bruto dan mampu menyerap sebesar 69,3% tenaga kerja di Indonesia.
"Di satu sisi kita perlu berbangga dengan data ini. Akan tetapi jika ditambah dengan data yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan UMKM terbanyak di ASEAN, kita masih kalah dengan Thailand," katanya.
Negara gajah putih itu katanya, hanya memiliki 3,1 juta UMKM. Tapi Produk Domestik Bruto per kapita negara tersebut berada satu tingkat di atas Indonesia. "Artinya secara 'usaha' negara kita telah kalah saing dengan negara lain karena.'Usaha' dari negara lain didominasi oleh usaha besar yang berarti UMKM dari negara lain telah bertransformasi menjadi usaha yang lebih besar," ujar mahasiswa Prodi Administrasi Publik itu.
Hal-hal inilah yang kemudian menjadi latar belakang dari terbentuknya U&I ungkapnya. "Kami ingin U&I menjadi sebuah Start Up yang dapat membantu para pelaku UMKM yang ada di Indonesia untuk dapat berkembang ke tingkat yang lebih baik melalui fitur yang kami berikan," ucap Fajri optimis.
Sekarang sudah ada beberapa UMKM yang sedang mencari Investor atau mitra untuk diajak bekerja sama di dalam platform U&I sambungnya. Mereka juga memiliki fitur artikel dan komunitas online yang berfungsi untuk menambah pengetahuan seputar bisnis.
Selain itu, saat ini mereka juga sedang berupaya untuk mengembangkan fitur promosi bagi UMKM. "Keunggulannya adalah dapat menampilkan laman dari suatu UMKM secara penuh seperti halnya memiliki website sendiri. Jadi user dapat melihat website dari UMKM yang bersangkutan secara penuh dan dapat melakukan order produk/jasa dari sana," kata anak muda berusia 22 tahun tersebut.
Mereka juga tengah menyiapkan jasa pembuatan badan usaha, konsultasi pengembangan bisnis, dan pendigitalisasian sistem, pembuatan website, aplikasi, dibidang bisnis. "Intinya mari bersama-sama, kita berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas kita bersama," ucap Fajri menyampaikan harapannya.(*)