Padang (UNAND) - Dalam rangka menyerukan aksi transisi energi di kalangan mahasiswa, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkolaborasi dengan Institute for Essential Service Reform (IESR) dan Society of Renewable Energy (SRE) Universitas Andalas menggelar Energy Fest: Solar Series bertema "Rule of Solar Power in Rural Area", pada Minggu (5/1), di Ruang Seminar Gedung I, Universitas Andalas, Kota Padang yang diikuti sekitar 100 orang mahasiswa pemerhati energi dari berbagai kampus di Sumatera Barat.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Wakil Gubernur Sumatera Barat yang diwakili oleh Kepala Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat Herry Martinus, Kepala Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" Kementerian ESDM Ariana Soemanto, dan Program Officer Sustainable Energy Access IESR Icmi Safitri.
Kepala LEMIGAS Ariana Soemanto menyoroti pentingnya partisipasi generasi muda dalam mendukung energi bersih. Menurutnya, peran generasi muda terutama mahasiswa harus mampu mendorong perubahan kebijakan dan praktik yang lebih berpihak pada upaya nyata dalam mengatasi perubahan iklim sekaligus mendorong transisi energi.
"Pengembangan energi terbarukan harus bisa menjadi magnet bagi generasi muda, mereka harus tertantang untuk menyelami teknologi energi baru terbarukan dan melakukan berbagai inovasi," ujar Ariana.
Mahasiswa, lanjut Ariana, lebih mudah dikenalkan dengan energi baru terbarukan, ini disebabkan generasi muda lebih mampu menerima hal-hal yang bersifat kebaruan. "Mereka senang mencoba sesuatu yang baru dan berbeda sehingga terinspirasi untuk menciptakan teknologi ramah lingkungan," jelasnya.
Menyambut geliat transisi energi, Kepala Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat Herry Martinus mengatakan terdapat beberapa upaya percepatan transisi energi di Sumatera Barat, salah satunya melalui Surat Edaran Gubernur nomor 671/357/EKTL/DESDM-2022 tanggal 28 April 2022 tentang pemanfaatan PLTS Atap di Sumatera Barat. Melalui surat edaran tersebut mengajak masyarakat menggunakan PLTS atap untuk gedung kantor, UMKM, dan kegiatan ekonomi kreatif, pariwisata dan pertanian.
"Kita dukung pemanfaatan PLTS melalui surat edaran, dan kita sudah melistriki gedung-gedung pemerintah dengan PLTS sebagai backup listrik PLN," ujar Herry.
Ia berharap dari kegiatan ini dapat lahir semangat berbagi dan mengedukasi di kampus, tidak hanya berwacana saja tapi juga mengimplementasikan di masyarakat. "Saya berharap kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini tapi berlanjut hingga ke implementasi," harap Herry yang juga menyampaikan bahwa pengembangan EBT di Sumatera Barat adalah salah satu yang terdepan di Indonesia.
Sebelumnya, Program Manager Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) Khoiria Oktaviani mengungkapkan berbagai upaya Kementerian ESDM dalam membuka partisipasi generasi muda dalam aksi transisi energi di Indonesia.
"Apa yang kami lakukan dari Kementerian ESDM adalah mendorong pemuda yang ada di daerah untuk bersama-sama ikut memaksimalkan potensi yang dimilikinya untuk ikut mendorong transisi energi," kata Khoiria dalam sambutannya mewakili Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM.
"Kita telah menyelenggarakan Energy Fest, bukan hanya dilaksanakan di Padang tapi juga di dilaksanakan seperti di Surabaya (ITS) dan Lampung (Unila). Selain untuk menjalin silaturrahim juga untuk melibatkan mahasiswa aktif berperan dalam kampanye transisi energi," ujar Khoiria.
Khoiria juga memperkenalkan salah satu salah satu lulusan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Gerilya Kementerian ESDM yaitu Lendy Aditya Angga Permana yang berasal dari Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas.
Lendy bercerita tentang latar belakang mengikuti program Gerilya yakni keinginannya mendapatkan akses listrik terutama di tempatnya di Kabupaten Merangin, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tebu dan berjarak sekitar 180 km dari pusat Kota Jambi. Dengan adanya akses listrik di desanya maka akan mampu membuat pendidikan masyarakat meningkat, diharapkan dapat mengurangi kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
"Alasannya karena susahnya mendapatkan akses listrik di daerah saya. Ketika akses listrik baik tentunya belajar juga lebih mudah dan tentunya lebih banyak peluang didapat," ujarnya.
Mendukung hal tersebut, Program Officer Sustainable Energy Access IESR Icmi Safitri kembali menegaskan peran mahasiswa untuk terus menjadi bagian dari transisi energi dan turut mengedukasi tentang pemanfaatan energi bersih serta secara konkret ikut aktif dalam meningkatkan kapasitas terpasang PLTS Atap di Indonesia.
"Semoga kegiatan ini semakin mendorong percepatan pemanfaatan energi surya di Indonesia, sekaligus meningkatkan kapasitas SDM khususnya generasi milenial," tutup Icmi.
Energy Fest yang merupakan bagian dari kampanye edukasi bagi generasi milenial ini yang telah dilaksanakan di berbagai institusi pendidikan baik tingkat Sekolah Menengah Atas dan mahasiswa Perguruan Tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia. (RD)
Humas dan Protokol UNAND