Jakarta (UNAND) - Universitas Andalas menerima penghargaan sebagai perguruan tinggi dengan kekayaan intelektual terbanyak terdaftar pada tahun 2023 yang diserahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Rabu (12/6) di Jakarta.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Hukum dan HAM Prof. Yasonna H Laoly yang diterima oleh Wakil Rektor IV Henmaidi, Ph. D mewakili Rektor Universitas Andalas Efa Yonnedi, Ph. D pada acara Forum Indikasi Geografis Nasional, Temu Bisnis, dan Apresiasi Insan Kekayaan Intelektual.
Menteri Yasonna mengemukakan kekayaan intelektual menjadi topik hangat diberbagai pertemuan dan seminar, baik yang diinisiasi pemerintah maupun berbagai lapisan masyarakat.
Ia menyebutkan potensi kekayaan intelektual sebagai motor pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa merupakan salah satu keunggulan kekayaan interlektual. Berbagai kajian dan pengalaman internasional mengkonfirmasi korelasi antara pembangunan ekosistem intelektual dan pertumbuhan ekonomi.
“Hasil riset menunjukkan semakin banyak produk-produk kekayaan intelektual di suatu negara maka korelasi pertumbuhan ekonominya menunjukkan hasil positif yang berarti semakin tinggi kekakayaan intelektual semakin tinggi pula pertumbuhan ekonominya,” jelasnya.
Ia menuturkan kegiatan ini merupakan perwujudan dari komitmen bersama dalam mengembangkan ekosistem kekayaan intelektual di Indonesia yang menjadi sangat konstektual dengan visi Menuju Indonesia Emas Tahun 2045.
“Ekosistem kekayaan intelektual sebagai sebuah siklus berkelanjutan melalui sinergi dan koloborasi pemangku kepentingan terdiri dari elemen-elemen yang saling bergantung satu sama lain sebagai satu kesatuan,” ujarnya.
Universitas Andalas sendiri untuk tahun 2023 tercatat telah memiliki Desain Industri sebanyak 506, Hak cipta 3.287, merek 2, dan paten sejumlah 542.
Keseluruhan paten dan ciptaan merupakan hasil penelitian dan pengabdian dari dosen, mahasiswa Universitas Andalas, yang dikelola oleh Pusat Kekayaan Intelektual dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).
"Kita harapkan jumlah paten dan ciptaan dari dosen-dosen bersama mahasiswa dan mitra semakin meningkat tiap tahunnya sebagai tanda semakin banyak kreasi dan inovasi yang dilakukan, ujar Ketua LPPM Universitas Andalas Prof. Marzuki.
LPPM terus mendorong setiap ciptaan produk-produk agar dapat dikomersialisasikan, sehingga seluruh tim yang terlibat dalam penciptaannya dapat menerima hasil yang lebih baik serta produk tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara lebih luas. (*)
Humas, Protokoler, dan Layanan Informasi Publik