Padang (UNAND) - Universitas Andalas terus berupaya mempercepat pendirian Program Studi (Prodi) Kedokteran Hewan dengan menggelar Workshop Penyusunan Kurikulum bertema "Konsultasi Kurikulum dan Kerjasama Pendirian Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Andalas" pada Jumat, (7/2).

Workshop ini menjadi momentum penting dalam merancang kurikulum yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan industri serta standar nasional pendidikan tinggi yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, praktisi, dan perwakilan instansi pemerintah.

Wakil Rektor I Universitas Andalas Prof. Syukri Arief, M. Eng menegaskan pendirian Prodi Kedokteran Hewan merupakan langkah strategis dalam mengembangkan institusi dan meningkatkan kontribusi universitas terhadap pembangunan nasional.

"Momentum ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mempercepat realisasi program studi ini,” ujarnya.  Ia berharap Prodi Kedokteran Hewan dapat segera menerima mahasiswa baru tahun ini, terutama melalui jalur Seleksi Masuk (SIMA) UNAND.

Lebih lanjut, Prof. Syukri menekankan Universitas Andalas berkomitmen untuk menghadirkan kurikulum yang adaptif dan berbasis kebutuhan industri. "Kurikulum yang dirancang harus mampu menjawab tantangan zaman dan memberikan pengalaman belajar yang relevan bagi mahasiswa. Oleh karena itu, masukan dari berbagai pihak dalam workshop ini sangatlah berharga," tambahnya.

Dengan adanya workshop ini, diharapkan Universitas Andalas dapat mempercepat proses pendirian Program Studi Kedokteran Hewan serta menciptakan lulusan yang unggul dan siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

Sementara itu, Kepala Balai Karantina Sumatera Barat menunjukkan dukungan penuh terhadap pengembangan pendidikan tinggi, khususnya di bidang kedokteran hewan yang memiliki keterkaitan erat dengan tugas dan fungsi karantina hewan.

Kepala Balai Karantina Sumatera Barat, Ibrahim, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Universitas Andalas dalam mendirikan Program Studi Kedokteran Hewan. "Kami dari Balai Karantina Sumatera Barat siap mendukung penuh upaya ini. Program studi ini nantinya akan menjadi wadah untuk mencetak tenaga ahli di bidang kedokteran hewan yang kompeten, terutama dalam mendukung program kesehatan hewan nasional dan pengawasan karantina," ujarnya.

Ibrahim juga menekankan pentingnya kolaborasi antara instansi karantina dengan perguruan tinggi. "Kerja sama antara Balai Karantina dan Universitas Andalas dapat menjadi sinergi yang strategis, baik dalam hal pengembangan kurikulum, penelitian, maupun praktik lapangan bagi mahasiswa," tambahnya.

Workshop ini membahas berbagai aspek penyusunan kurikulum, termasuk penyesuaian dengan kebutuhan industri, standar nasional pendidikan tinggi, serta tantangan global di bidang kedokteran hewan yang dilanjutkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan berbagai mitra. Selain itu, para peserta juga mendiskusikan strategi untuk memastikan lulusan program studi ini memiliki kompetensi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.(*)

Humas, Protokol, dan Layanan Informasi Publik