Solok Selatan (UNAND) – Dalam upaya mendukung program pemerintah menurunkan angka stunting nasional di bawah 14 persen, Universitas Andalas menggelar KKN Reguler II di Nagari Sako Selatan Pasia Talang, Kabupaten Solok Selatan, sejak 7 Juli hingga 18 Agustus 2025. Program ini melibatkan 20 mahasiswa lintas disiplin dengan fokus pada penanganan stunting dan penguatan Desa Cinta Statistik (Desa CANTIK).

Menurut Eli Ratni, S.Pt., MP, Dosen Pembimbing Lapangan, stunting masih menjadi masalah gizi kronis di nagari ini. Berdasarkan data Posyandu per Juni 2024, tercatat 47 anak mengalami stunting. “Di lapangan kami melihat masalah stunting cukup mengkhawatirkan. Karena itu, pendekatan yang kami lakukan bersifat realistis dan berbasis pada sumber pangan lokal yang tersedia,” jelasnya.

Mahasiswa KKN UNAND melakukan penyuluhan langsung ke rumah-rumah warga, posyandu, dan kelompok ibu PKK untuk mengedukasi pentingnya konsumsi protein hewani. Edukasi ini menekankan pemanfaatan pangan lokal seperti telur, ikan, ayam, daging, dan susu yang mudah diakses masyarakat.

“Kami ingin mengubah pola pikir keluarga, bahwa susu bukanlah minuman mewah, tapi asupan harian yang penting bagi pertumbuhan anak. Protein hewani punya peran besar dalam membantu anak mencapai berat dan tinggi badan ideal sesuai usianya,” tambah Eli Ratni.

Selain fokus pada gizi, mahasiswa juga mendukung program nasional Desa CANTIK (Desa Cinta Statistik) dengan membantu perangkat nagari memperkuat sistem informasi berbasis data. Mereka mendampingi pemutakhiran peta wilayah berbasis GIS, pengelolaan data kependudukan, hingga pengembangan website nagari.

“Data adalah senjata pembangunan. Dengan data yang baik, intervensi stunting dan program pembangunan lainnya bisa tepat sasaran,” ungkap Eli Ratni.

Nagari Sako Selatan Pasia Talang sendiri terletak di dataran tinggi perbukitan yang memisahkan Kabupaten Solok Selatan dengan Pesisir Selatan. Nagari ini memiliki luas wilayah sekitar 35,41 km² dan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan peternak. Jaraknya sekitar 8 km dari ibu kota kecamatan dan ±41 km dari ibu kota kabupaten.

Menurut Eli Ratni, pelaksanaan KKN ini menjadi bukti nyata kontribusi perguruan tinggi dalam menjawab kebutuhan masyarakat. “KKN bukan sekadar agenda tahunan akademik. Ini adalah ruang belajar dan mengabdi. Saat mahasiswa membimbing warga memahami gizi atau membantu perangkat desa mengelola data, di situlah ilmu kampus benar-benar bertemu dengan kebutuhan nyata masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan, dari nagari ini terlihat bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten. “Dengan kolaborasi, ilmu pengetahuan, dan semangat membangun bangsa, Universitas Andalas siap berkontribusi dalam gerakan menuju Indonesia Emas 2045 yang sehat, kuat, dan berdaya saing,” tutupnya.

Humas, Protokoler, dan Layanan Informasi Publik