Padang (Unand) - Sebagai upaya untuk mengurangi pemborosan air dan pencemaran lingkungan, Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Penerapan Ilmu Pengetahan Teknologi (PI) menciptakan alat filtrasi air limbah deterjen dengan teknologi upflow anaerobic.
Tim PKM-PI Universitas Andalas yang terdiri dari Rezza Fiqrathul Putra, Muhammad Rizqi, Nurul Qolbi, Muhammad Fathurrahman, Faizal Hakiki dari Departemen Teknik Mesin mendapatkan pendanaan Belmawa melalui proposal IPTEK yang dibimbing oleh Dr. Eng. Dendi Adi Saputra M, S.T., MT.
Rezza Fiqrathul Putra mengatakan diciptakannya alat ini mampu menjadi problem solved bagi salah satu UMKM laundry yang berada di Desa Kelurahan Kapalo Koto, Kecamatan Pauh, Kota Padang yaitu Halona Laundry.
Disampaikannya permasalahan yang dialami laundry mengenai penggunaan air dan pembuangan limbah menjadi salah satu masalah utama bagi mereka. “Jumlah air yang digunakan cukup besar membuat biaya pengoperasian usaha juga meningkat, belum lagi limbah detergen yang dibuang langsung ke selokan menimbulkan polusi yang cukup mengganggu mitra dan penduduk sekitar,” terangnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut tim mahasiswa PKM-PI memberikan inovasi kreatif dengan membuat sebuah alat filtrasi air tanpa listrik yang memanfaatkan teknologi upflow anaerobic.
Dijelaskan Reza air limbah laundry yang mengandung detergen akan dialirkan ke tabung anaerobic dimana dilakukan pengendapan lalu diolah dengan dua tahapan filter yang berisi susunan serat ijuk, pasir, batu zeolit, arang aktif, serat karbon.
“Setelah air selesai difilterisasi akan dipompa ke tangki khusus untuk menampung air bersih dengan pompa ram hidrolik, dimana pompa ini tidak memerlukan tenaga listrik, air hasil filtrasi dapat digunakan kembali untuk kegiatan pencucian laundry,” sambungnya.
Lebih lanjut, Reza mengungkapkan air yang dihasilkan teknologi filtrasi upflow anaerobic telah dilakukan pengujian di Laboratorium Air Departemen Teknik Lingkungan Universitas Andalas aman digunakan kembali dan juga aman dibuang ke lingkungan tanpa menimbulkan pencemaran air.
Sementara itu, Pemilik Mitra Halona Laundry Alex memberikan tanggapan positif terhadap teknologi ini. Menurutnya alat yang dibuat ramah lingkungan dan tidak ada penggunaan listrik dalam pengoperasiannya. “Semoga alat ini tetap menghemat penggunaan air di dan tidak mencemarkan lingkungan lagi.” harapnya.
Senada dengan itu, Dr. Eng. Dendi Adi Saputra M mengemukakan dengan terealisasinya PKM-PI ini dapat membantu mitra dalam menekan biaya operasional, mengefisienkan penggunaan air, dan mengatasi pencemaran air akibat limbah air detergen dan juga berharap alat ini dapat dibuat di UMKM laundry lain agar tidak hanya UMKM laundry Halona saja yang dapat merasakan manfaat dari alat ini dan juga ikut serta dalam mengatasi pencemaran lingkungan khususnya air di Indonesia. (*)