Bandung (UNAND) – Dalam rangka menyukseskan agenda Konferensi & EduExpo ASEAN Higher Education Conference (AHEC) 2023, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) menggelar rapat koordinasi perguruan tinggi negeri pada Kamis, 24 Agustus 2023 bertempat di Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia.

Tahun ini, Indonesia resmi menjadi pemegang Keketuaan ASEAN, dengan tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” yang bermakna bahwa ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia.

Kemendikbudristek menggelar ASEAN Higher Education Conference (AHEC) 2023 di Bandung pada tanggal 24-26 Agustus dengan melibatkan Perguruan Tinggi di Indonesia, salah satunya Universitas Andalas.

Dr. Eng Muhammad Makky selaku Direktur Kerja Sama dan Hilirisasi Riset UNAND mengatakan rangkaian kegiatan AHEC 2023 ini, 38 Perguruan Tinggi Negeri menyusun satu dokumen Communiqué yang terkait penyetaraan, Industrial Engagement, kerja sama riset, visiting professor, dan lain-lain.

Universitas Andalas bersama Universitas Airlangga (UNAIR) dipercaya untuk menyusun 1 dari 3 Topic, yaitu "ASEAN Higher Education and Industry Connectivity".

“Dokumen Communiqué ini disusun oleh tim dari 38 Universitas se Indonesia dan diserahkan pada kegiatan AHEC 2023 ini kepada Prof. Dr. Nizam selaku Plt. Direktur Ditjen Diktiristek yang nantinya sebagai bagian dari agenda Pertemuan ASEAN 9 September mendatang di Jakarta,” ujarnya.

Prof. Nizam mengungkapkan tema besar pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2024 ini adalah mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan dan berkelanjutan. “Ada beberapa prioritas nasional yang ditargetkan, misalnya: memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan, mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan, meningkatkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing, revolusi mental dan pembanguan kebudayaan, memperkuat infrastruktur untuk mendukung pembangunan ekonomi dan pelayanan dasar, membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim, dan memperkuat stabilitas Polhukhankam dan transformasi pelayanan produksi,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan beberapa hal yang menjadi poin penting dalam tema ini adalah pengurangan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, revitalisasi industri dan penguatan riset terapan, penguatan daya saing usaha, pembangunan rendah karbon dan transisi energi, percepatan pembangunan infrastruktur dasar dan konektivitas, percepatan pembangunan ibu kota nusantara, dan pelaksanaan Pemilu 2024.

Ia juga menjelaskan, arah kebijakan dan strategi Ditjen Diktiristek akan bermuara pada lima hal yaitu, meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi, menguatkan mutu dan relevansi pendidikan tinggi, menguatkan mutu dosen dan tendik, menguatkan sistem tata kelola Ditjen pendidikan tinggi, dan menguatkan riset inovasi dan pengabdian kepada masyarakat.

“Program prioritas kita pada tahun 2024 adalah Program Matching Fund yang mempertemukan perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), cara kerjanya adalah industri menawarkan problem/peluang industry dan menawarkan komitmen untuk kerja sama dengan perguruan tinggi.” paparnya.

Kemudian, dikatakannya perguruan tinggi akan menawarkan ide, solusi dan inovasi untuk industry serta menerima komitmen untuk bekerja sama. Kerja sama mereka ini akan dibantu oleh platform daring marketplace demand-supply industrial problem dengan ide/solusi dari perguruan.

Prof. Mansyurdin Wakil Rektor I Universitas Andalas mengatakan kegiatan ini menjadi penting sebagai bagian dari perguruan tinggi di ASEAN bekerja sama dengan universitas yang mengikuti kegiatan AHEC ini.

“Kegiatan ini mendukung percepatan mobilitas students di Indonesia maupun di ASEAN dengan aktivitas mobilitas pertukaran ini, maka akan berdampak pada pencapian kinerja Universitas Andalas dalam melaksanakan kegiatan MBKM dan juga memberikan perluasan wawasan bagi para mahasiswa dan pengalaman serta peningkatan soft skill,” jelasnya.

Senada dengan itu, Vonny Indah Mutiara, Ph.D selaku Kepala Kantor Layanan Internasional UNAND juga menyatakan, bagi international office, AHEC ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk menawarkan berbagai program-program internasionalisasi seperti beasiswa mahasiswa asing, program summer course, pertukaran pelajar dan staff exchanges.(*)

Humas, Protokoler, dan Layanan Informasi Publik