Pariaman (UNAND) - Mempelajari pengetahuan dan penggunaan obat-obatan di masa anak-anak sangat penting untuk mengetahui dan memahami proses memperoleh pola perilaku kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan obat-obatan.
Hal ini disampaikan langsung oleh Dr. apt. Syofyan ketua kegiatan pelatihan apoteker cilik (Apocil) yang digelar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 07 Kota Pariaman dengan anggota Prof. apt. Dachriyanus, Ph.D dan Dra. Noviatri, M.Hum.
Disampaikannya, Apocil dengan pendanaan hibah pengabdian kepada masyarakat dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM), Kemendikbud tahun anggaran 2024.
Pelatihan apocil ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terkait obat-obatan secara umum terutama yang sering digunakan untuk pengobatan penyakit umum atau pencegahan penyakit.
Lalu, menjadikan siswa sebagai agent of change dalam penggunaan obat yang rasional dan pencegahan penyalahgunaan obat melalui program apoteker cilik, serta mengimplementasikan pentingnya pendidikan obat berbasis sekolah sebagai bagian dari pendidikan kesehatan melalui TRIAS UKS di sekolah.
Disampaikannya moto dari pelatihan ini Pintar dengan Obat, Cerdas Penggunaannya, Cegah Penyalahgunaannya. Metode pelatihan yang digunakan sebagaimana luaran dari disertasi tersebut adalah berupa metode Cara Belajar Obat yang Benar (CBOB).
”Metode CBOB ini menggunakan 3 (tiga) pilar dasar dalam belajar tentang obat yaitu yaitu man, materials dan methods yang disingkat dengan 3 M,” ujar Syofyan yang juga menjabat sebagai Manajer Pendidikan, Kemahasiswaan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi.
Dijelaskannya, Man artinya belajar obat harus dibawah bimbingan ahlinya, materials artinya belajar obat harus sesuai materinya dengan kebutuhan berdasarkan usianya dan methods artinya bahwa belajar obat harus menyenangkan dengan metode interaktif.
Dengan memahami obat dengan baik, siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku yang baik juga tentang obat.
“Untuk memantapkan pemahaman siswa terkait obat ini, maka dilahirkan inovasi baru berupa program aktualisasi pojok literasi dan edukasi obat bagi siswa SD yang disingkat dengan APOTEKIDS,” pungkas Syofyan.(*)
Humas, Protokoler, dan Layanan Informasi Publik