Suatu waktu saat perjalanan pulang dari dinas luar, sambil menunggu penerbangan saya singgah terlebih dahulu disebuah restoran di kawasan bandara. Selang beberapa waktu saya ragu apakah uang kembalian sudah saya terima atau belum karena saya cek tidak ada uang kembalian sejumlah yang tertera. Saya beranikan diri untuk bertanya ke petugas kasir sambil menunjukkan bukti transaksi dan menjelaskannya. Saya hanya mencoba memastikan bahwa uang kembalian tersebut hilang tercecer atau memang belum saya terima dari kasir.

Saya jelaskan kepada kasir, dengan sikap ramah dan penuh perhatian petugas kasir meminta saya untuk menunggu sebentar. Saya melihat petugas kasir memanggil seseorang dan dengan sigap petugas tersebut bekerja membuka brankas uang di kasir.

Tidak cukup waktu dua menit petugas tersebut mengatakan bahwa memang uang kembalian saya belum diberikan. Mereka meminta maaf atas kelalaian mereka. Saya pun menerima dengan senang hati.

Pengalaman ini memberikan wawasan bahwa kejujuran di era digital memerlukan sistem yang akan mendukung integritas serta akuntabilitas. Beberapa poin menarik yang dapat dipetik adalah: Pertama, Transparansi Melalui Sistem: Sistem yang baik dapat memberikan tingkat transparansi yang tinggi. Dengan adanya sistem pencatatan transaksi dan pelacakan uang, seperti yang saya alami di kasir, memudahkan untuk memverifikasi kejujuran. Kedua, Keterlibatan Kompeten: Sistem yang handal membutuhkan orang-orang yang kompeten untuk mengelolanya. Situasi yang saya alami, petugas kasir yang sigap dan kompeten dapat mengatasi kelalaian dengan cepat dan efisien. Ketiga, Pentingnya Komunikasi: Komunikasi yang baik antara pelanggan dan petugas sangat penting. Sikap ramah dan penuh perhatian dapat menciptakan lingkungan di mana orang merasa nyaman untuk berbagi kekhawatiran atau ketidakpastian. Saat saya menyampaikan kepada petugas, petugas meresponnya dengan sangat baik dengan ekspresi tidak curiga. Ha ini membuat saya merasa nyaman dan tidak dipersalahkan. Keempat, Mudahnya Pelacakan Digital: Era digital memungkinkan pelacakan dan pencatatan yang lebih mudah. Ini tidak hanya berlaku untuk transaksi keuangan, tetapi juga untuk berbagai aspek lain dalam kehidupan sehari-hari. Kelima, Kompetensi Komunikasi dalam Pengelolaan Sistem: Selain teknis, keberhasilan sistem juga tergantung pada kompetensi komunikasi dari orang-orang yang menjalankannya. Kemampuan untuk menjelaskan, mendengarkan, dan berkomunikasi dengan baik sangat penting dalam memastikan sistem berfungsi sebagaimana mestinya. Keenam, Kecerdasan Digital: Di era digital, keberhasilan suatu sistem juga bergantung pada tingkat kecerdasan digital dari orang-orang yang terlibat. Mereka perlu memahami teknologi dengan baik dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi terkini.

Sepenggal pengalaman ini makin menguatkan bahwa penting untuk menciptakan sistem yang tidak hanya andal secara teknis, tetapi juga dijalankan oleh individu yang dapat diandalkan, jujur, dan kompeten. Kombinasi ini akan menciptakan lingkungan di mana kejujuran diterapkan secara efektif dan sistem dapat memberikan manfaat maksimal. (Tulisan ini telah terbit di Padang Ekpres pada Rabu 13/12)

 

Penulis : Dr. Ernita Arif (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Andalas)