Padang (UNAND) - Universitas Andalas melaunching lounge ruang buku karya dosen yang bertempat di lantai III Gedung Perpustakaan Kampus Limau Manis pada Jumat (19/5).
“Sebanyak 3.425 buku karya dosen Universitas Andalas ditempatkan diruang ini,” ungkap Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Dr. Ing Uyung Gatot S. Dinata.
Disampaikannya dalam hal publikasi buku Ber International Standard Book Number (ISBN), Universitas Andalas terbanyak secara nasional berdasarkan SINTA.
Ia mengapresiasi dosen-dosen yang menerbitkan buku bertaraf nasional dan juga bisa disadur dalam bahasa inggris. “Semangat kita semua dosen-dosen Universitas Andalas agar hasil karya pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan inovasi selalu dipublikasikan tidak hanya dalam bentuk jurnal proseding tetapi juga dalam bentuk buku,” ujarnya.
Baginya, ini akan menambah jumlah karya buku di Universitas Andalas dan akan bermanfaat bagi masyarakat, dunia usaha dan dunia industri, serta juga akan menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam pengambilan keputusan.
Ia juga mengungkapkan untuk terus mendorong dosen Universitas Andalas menerbitkan secara online, karena jumlah buku mendukung Indikator Kinerja Utama (IKU), setiap dosen menghasilkan 7 luaran baik buku, scopus, prosiding, sinta, hak paten, hak cipta.
Rektor Universitas Andalas Prof. Yuliandri mengapresiasi dosen-dosen yang telah menghasilkan karya dalam bentuk buku. Ia mengemukakan kalau berbicara buku pasti akan bermuara kepada ilmu maka dikatakan ada jendela dan ada jembatan.
Ia berharap buku-buku ini menjadi referensi bagi mahasiswa untuk semua jenjang pendidikan baik Sarjana, Magister dan Doktor serta unsur pemerintah.
Senada dengan itu, Prof. Asrinaldi mengungkapkan ini menjadi catatan sejarah bagi Universitas Andalas yang diharapkan nantinya ketika mahasiswa menulis skripsi, maupun tesis yang berhubungan dengan kajian ilmunya bisa datang langsung ke ruangan ini.
Baginya membaca suatu keharusan yang harus ditanamkan dalam diri sendiri. Ia yakin mahasiswa berkewajiban untuk membaca, berdiskusi, dan menulis.
Selain itu, ia juga mengharapkan buku-buku yang berbahasa Indonesia dapat diterjemahkan ke dalam bahasa inggris sehingga tidak hanya masyarakat Indonesia namun juga masyarakat dunia. (*)
Humas dan Protokol UNAND