Padang (UNAND) – Universitas Andalas melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan MBKM pada tahun 2024 siap mendukung upaya penanganan stunting di Sumatra Barat (Sumbar) bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat seperti yang juga dilakukan pada tahun 2023.
Hal itu disampaikan langsung oleh Rektor Universitas Andalas Efa Yonnedi, Ph. D pada acara audiensi bersama Tim Pemda Sumbar dalam percepatan dan penurunan stunting, Rabu (22/5).
Baginya, Universitas Andalas mempunyai tanggung jawab sosial untuk memberikan solusi-solusi nyata bagi persoalan yang dihadapi masyarakat salah satunya menghadapi stunting, mengurangi kemiskinan dan lainnya.
Rektor bersama pimpinan lainnya, menyambut baik kelanjutan kolaborasi ini. “Stunting memiliki dampak besar pada generasi bangsa,” ujarnya.
Ia meminta agar pertemuan audiensi ini dapat dilanjutkan ketingkat persiapan implementasi bersama UPT Pendidikan Luar Kampus Pokja KKN-MBKM dibawah Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan dengan Bappeda Sumbar supaya kegiatan KKN mahasiswa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Audiensi ini dipimpin oleh Ketua Bappeda dengan dihadiri oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Nagari (DPMN) dan Dr. Denas Symond, MCN dan Prof Dr. dr. Masrul, M.Sc. Sp. GK dari Sekretariat Forum Rektor untuk Stunting di dalam kegiatan Pusat Pengembangan Kesehatan Global LPPM Universitas Andalas.
Berlangsung di Ruang Kerja Rektor, tampak hadir Wakil Rektor I Prof. Syukri Arief, Wakil Rektor IV Dr. Henmaidi, Ketua LPPM Prof. Marzuki, Direktur Sekolah Pascasarjana Prof. apt. Henny Lucida, Prof. Masrul, SpGK, Pokja KKN Dr. Sosmiati, SE, MSi.
Dr. Denas Symond menuturkan partisipasi perguruan tinggi dalam program ini telah dimulai sejak tahun 2019 di 1 Kabupaten Pasaman Barat dengan sebutan KKN Tematik Stunting dan sampai tahun 2023 lalu dijadikan KKN dengan tema Membangun Desa dalam konsep MBKM.
“Selama kegiatan KKN mahasiswa membuat Kegiatan Kelompok dengan tema stunting untuk Keluarga yang anaknya menderita stunting dan mahasiswa memberikan dukungan kegiatan berdasarkan keahliannya masing-masing karena pencegahan dan penurunan stunting banyak factor yang menyebabkan dan tidak hanya factor kesehatan dan gizi saja,” ujarnya.
Ketua Bappeda Sumatera Barat Medi Iswandi, ST, MM berharap dukungan dari Perguruan Tinggi tidak hanya untuk program stunting akan tetapi juga untuk pencegahan dan penurunan angka kemiskinan ekstrim di desa.
“Praktek baik dalam pencegahan dan penurunan kemiskinan ektrim ini di Sumbar telah memiliki pengalaman dan contoh yang dapat ditiru dari kunjungan Gubernur bersama Bappeda ke India beberapa bulan lalu yang dianggap berhasil menurunkan kemiskinan ekstrim,” tambahnya.
Medi merinci penurunan kemiskinan tersebut dapat dilakukan melalui empat kegiatan utama yakni perlindungan Sosial/Safety net dengan BLT, pengembangan mata pencarian, pemberdayaan sosial dan edukasi perubahan perilaku, serta inklusi keuangan dengan upaya peningkatan pendapatan dan keharusan menabung.
Ia menyebutkan dalam implementasi empat kegiatan itu didampingi oleh satu mahasiswa di India dan tentunya juga dapat berbuat seperti itu. Untuk itu, ia berharap dalam KKN Universitas Andalas tahun 2024 program stunting dan kemiskinan keluarga dapat dijadikan kegiatan kelompok oleh mahasiswa.
KKN Universitas Andalas tahun 2024 telah menetapkan 87 Nagari di 3 Kabupaten masing-masing Pesisir Selatan, Solok Selatan dan Pasaman Barat tema KKN adalah membangun desa dengan spesifik cegah dan tanggulangi stunting. (*)
Humas, Protokoler, dan Layanan Informasi Publik