Padang (UNAND) - Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) secara resmi melantik Pengurus Pusat Asosiasi Psikologi Indigenos dan Budaya (PP APIK) periode 2024–2028 dalam sebuah acara daring melalui Zoom Meeting pada, Sabtu (24/5). Pelantikan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran psikologi dalam merawat keberagaman dan kearifan budaya lokal di seluruh Nusantara.
Acara ini turut dihadiri oleh Ketua Umum HIMPSI, Dr. Andik Matulessy, M.Si., Psikolog, menegaskan pentingnya pengembangan keilmuan psikologi melalui riset-riset berbasis budaya. Ia menyampaikan komitmen HIMPSI untuk terus mendorong kolaborasi antara psikolog dan non-psikolog dalam menyusun asesmen serta intervensi kontekstual. Menurutnya, efektivitas pendekatan psikologi sangat ditentukan oleh kemampuan memahami nilai-nilai budaya masyarakat setempat.
“Banyak kearifan lokal kita yang mulai terpinggirkan, padahal local wisdom adalah elemen penting dalam pengambilan kebijakan yang berpihak pada masyarakat,” ujar Dr. Andik, yang juga menjabat sebagai Kaprodi Pendidikan Profesi Psikologi di Untag Surabaya.
Ketua APIK terpilih, Prof. Dr. Sri Lestari, M.Si., menyampaikan komitmennya untuk menjadikan APIK sebagai ruang kolaborasi multidisiplin yang menjembatani ilmu psikologi dengan nilai-nilai budaya lokal. “APIK akan terus berkontribusi dalam pengembangan keilmuan dan pemanfaatan pendekatan indigenous demi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Muhammad Tamar, M.Psi., selaku penasihat APIK, menekankan pentingnya memperluas cakrawala kajian hingga ke daerah-daerah. Ia mengingatkan bahwa tolok ukur kesejahteraan di Jakarta tidak selalu relevan dengan nilai dan kondisi masyarakat di daerah lain. Kajian psikologi yang berakar pada budaya lokal dinilai lebih mampu menjawab kebutuhan riil masyarakat Indonesia yang beragam.
Dalam struktur kepengurusan periode ini, dua dosen dari Departemen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas turut dipercaya untuk mengemban peran penting. Rani Armalita, M.A. ditunjuk sebagai Koordinator Wilayah Sumatera, sementara Sartana, M.A. menjabat sebagai Koordinator Bidang Humas dan Kerja Sama. Keterlibatan ini mencerminkan kontribusi aktif Universitas Andalas dalam mendorong pengembangan psikologi berbasis budaya yang inklusif dan kontekstual.
Kepengurusan APIK terbagi ke dalam empat bidang utama: Pengembangan Organisasi, Humas dan Kerja Sama, Kajian dan Publikasi, serta Penelitian dan Pengembangan. Keempat bidang ini akan menggerakkan berbagai program strategis, edukatif, dan aplikatif yang menjangkau lebih luas.
Sebagai upaya memperkuat jejaring dan efektivitas kerja di daerah, APIK juga membentuk struktur Koordinator Wilayah, meliputi Wilayah Sumatera, Kalimantan–Sulawesi, serta Bali–Nusa Tenggara–Papua. Langkah ini menjadi bukti keseriusan APIK dalam menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan mengangkat kearifan lokal sebagai fondasi pembangunan psikologi Indonesia.
Ke depan, APIK berkomitmen untuk terus memperluas kolaborasi lintas sektor serta memperkuat riset-riset psikologi berbasis nilai lokal sebagai ikhtiar menjawab tantangan zaman sekaligus menjaga warisan budaya bangsa.(*)
Rilis: (Sartana dan Nia Anggri Noveni)