Padang (UNAND) - Direktorat Kerja Sama dan Hilirisasi Riset Universitas Andalas mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Revisi Proposal DAPT 2023 (Equity Project).

Menghadirkan Prof. Junaedi selaku reviewer Enhancing Quality Education for International University Recognition (EQUITY) Direktorat Kelembagaan Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Dikti Ristek), Kemdikbudristek yang juga diikuti tim EQUITY Universitas Negeri Padang (UNP) yang berlangsung pada Kamis (7/9) di Ruang Sidang Senat Gedung Rektorat Kampus Limau Manis.

Dr. Eng. Muhammad Makky selaku ketua task force Universitas Andalas mengatakan Bimtek ini diadakan dalam rangka memperkaya wawasan dan memperluas pengetahuan tim EQUITY dalam penyusunan proposal tiga tahun mendatang (2023-2025).

“Semoga, dengan diadakannya kegiatan ini, tim task force Universitas Andalas menjadi lebih tercerahkan dalam penyusunan proposal EQUITY,” harapnya. Diungkapkan Makky, ia bersama tim optimis Universitas Andalas akan mampu menuju 500 peringkat dunia dengan selalu bekerja sama dan saling bahu-membahu demi terwujudnya cita-cita baik ini.

Prof. Junaedi Muhidong mengatakan, alur dari pembuatan proposal EQUITY adalah dengan melihat kesenjangan terlebih dahulu dan mencari tahu akar permasalahannya. “Setelah akar permasalah ditemukan, maka baru kita dapat menentukan program-program yang bisa disusun berdasarkan akar permasalahan tersebut. Ini adalah langkah yang sangat efektif,” paparnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan penilaian yang didapatkan sebuah institusi di Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR) dan Quacquarelli Symonds Asian University Rankings (QS AUR) adalah dampak dari adanya perbaikan kualitas institusi secara internal.

Dikatakannya, hanya institusi yang bersangkutanlah yang paling mengetahui faktor penyebab kesenjangan yang terjadi antara institusinya dengan institusi yang peringkatnya berada di atasnya.

“Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk penguatan internal misalnya seperti keikutsertaan pada seminar-seminar internasional, perbaikan fasilitas pembelajaran, dan penguatan dalam kegiatan publikasi untuk dosen dan mahasiswa, bahkan kalau perlu dibentuk unit khusus untuk menangani terkait publikasi ini,’ ujarnya.

Prof. Junaedi mengatakan, nilai academic reputation, employer reputation dan student to faculty ratio Universitas Andalas akan dapat meningkat apabila mampu memberikan perhatian lebih pada perbaikan kualitas.

Menurutnya, QS WUR/AUR dan Indikator Kinerja Utama (IKU) boleh dijadikan tujuan utama. Akan tetapi, Universitas Andalas juga harus mementingkan proses menuju pencapaian penilaian QS WUR/AUR dan IKU tersebut.

“Sejatinya, tujuan EQUITY itu adalah untuk meningkatkan kualitas dari masing-masing institusi tersebut. Sehingga yang kita capai adalah sesuatu yang meaningful dan berkelanjutan. IKU boleh dijadikan tujuan. Namun, jangan sampai kita hanya mengejar angka, tapi lupa akan proses. Angka itu memang perlu, tapi proses juga merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan,” ujarnya.

 Ia yakin dan percaya, Universitas Andalas akan mendapatkan peringkat yang lebih baik ke depannya jika terus konsisten melakukan perbaikan-perbaikan secara internal.

“Semuanya sangat mungkin tercapai, sekali lagi penekanannya ada pada perbaikan dan peningkatan kualitas internal dan konsistensi,” simpulnya.(*)

Humas, Protokoler, dan Layanan Informasi Publik