Padang (UNAND) -  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkolaborasi dengan Universitas Andalas menggelar Ngobrol Pintar Seputar Edukasi Keuangan (Ngopikuy) sebagai upaya untuk meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan secara hybrid yang diikuti oleh ratusan mahasiswa Universitas Andalas pada Rabu (15/3).

Kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber yakni Yulianta (Deputi Direktur Perencanaan, Pengembangan dan Evaluasi Literasi Edukasi Keuangan OJK), Early Saputra (Kepala Kantor Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia Sumatera Barat), Entjik S. Djafar selaku Ketua Bidang Edukasi, Literasi dan Riset Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama (AFPI) yang dipandu oleh Indah Permata Suryani (Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas).

Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Sumatra Barat Mendi Rahmadi mengemukakan Mahasiswa yang merupakan Generasi Z memiliki peran yang besar dalam meningkatkan inklusi keuangan dan memberikan pengaruh pada pembangunan bangsa ini kedepannya.

“Oleh karena itu, kita perlu membekali para Gen Z dengan literasi keuangan yang baik mengingat produk maupun layanan jasa keuangan tidak dapat lepas dalam mendukung aktivitas kita sehari-hari,” tuturnya.

Berkaca pada hal tersebut, dikatakannya maka literasi keuangan telah menjadi essential life skill yang sangat penting bagi generasi muda.

Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan digitalisasi produk dan layanan jasa keuangan saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat untuk transaksi yang cepat, efisien dan aman.

“Pertumbuhan teknologi dan perkembangan layanan keuangan digital yang pesat membawa perubahan bisnis, namun saat ini inovasi teknologi juga merambah di sektor keuangan lainnya termasuk industri keuangan non bank dan pasar modal,” jelas Mendi.

Pergeseran itu, diungkapkannya membuat munculnya perusahaan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech), termasuk di Indonesia.

Disampaikannya, peningkatan literasi keuangan perlu diimbangi dengan literasi keuangan digital yang memadai karena satu per satu lembaga jasa keuangan mulai menjual produk dan layanan jasa keuangan secara digital.

“Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat, khususnya dalam meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan di Indonesia,” harapnya.

Senada dengan itu, Henmaidi, Ph. D Sekretaris Universitas mengatakan ini menjadi momentum bagi mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman terkait jasa keuangan.

“Ketika kurang pemahaman dan wawasan terkait jasa-jasa keuangan akan berdampak salah dalam mengambil kebijakan, seperti banyaknya masyarakat bahkan mahasiswa yang terlibat dalam pinjaman online,” ujarnya.

Henmaidi mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada OJK telah memilih Universitas Andalas dalam menyelenggarakan kegiatan ini sehingga dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait hal tersebut.(*)

Humas dan Protokol UNAND