Universitas Andalas telah menetapkan dirinya sebagai pusat keunggulan dalam penelitian akademik, terbukti dari performa impresifnya dalam publikasi ilmiah selama dekade terakhir. Menggunakan data dari basis data Scopus yang ditarik pada tanggal 15 Juni 2024, dengan rentang tahun 2013 hingga tahun 2023 menunjukkan bahwa universitas tidak hanya produktif dalam menghasilkan karya ilmiah, tetapi juga berhasil menciptakan dampak yang signifikan melalui riset yang dihasilkan.

Produktivitas penelitian di Universitas Andalas diwakili oleh peneliti-peneliti terkemuka seperti Jamsari dan Syukri Arief, yang masing-masing telah menghasilkan lebih dari 100 publikasi. Bergabung dalam daftar ini adalah Hairul Abral, Rahmiana Zein, dan Djong Hon Tjong, yang juga telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap volume publikasi universitas. Secara keseluruhan, lima peneliti ini telah menghasilkan lebih dari 400 karya, yang mencerminkan lingkungan akademik yang sangat dinamis dan inovatif. Keterlibatan mereka dalam berbagai bidang penelitian memastikan bahwa Universitas Andalas tetap berada di garis depan dalam berbagai disiplin ilmu.

Dari perspektif pengaruh global, Hairul Abral muncul sebagai tokoh utama dengan mengumpulkan 3.633 sitasi untuk karyanya, yang menandakan kualitas dan relevansi riset yang tinggi. Mengikuti jejaknya, peneliti-peneliti seperti Dian Handayani, Melbi Mahardika, Syukri Arief, dan Nur Indrawaty Lipoeto juga memberikan kontribusi signifikan. Secara kolektif, lima peneliti ini telah mengumpulkan lebih dari 7.000 sitasi, menegaskan keberhasilan mereka dalam mempengaruhi komunitas ilmiah secara global. Jumlah sitasi ini tidak hanya mencerminkan kuantitas tetapi juga menggambarkan tingkat kualitas penelitian yang dihasilkan oleh Universitas Andalas.

Salah satu metrik penting dalam mengukur pengaruh akademik adalah h indeks. Dalam hal ini, h indeks membantu memahami seberapa luas karya seorang peneliti dikutip dalam karya lain, sehingga memberikan gambaran tentang produktivitas serta pengaruh dari riset yang dilakukan. Sebagai contoh, Hyunjoong Kim dengan h indeks 54, menggambarkan bahwa banyak dari publikasinya tidak hanya produktif tetapi juga mempunyai dampak yang signifikan. Analisis menunjukkan bahwa ada korelasi yang substansial (0.58) antara jumlah publikasi dan h indeks, menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah publikasi biasanya akan meningkatkan h indeks seseorang, menunjukkan bahwa kuantitas juga bisa berdampak pada kualitas pengakuan ilmiah.

Namun, saat membahas korelasi antara jumlah publikasi dan sitasi per publikasi, kita melihat gambaran yang berbeda. Korelasi yang relatif rendah (0.04) antara kedua metrik ini menunjukkan bahwa tidak semua publikasi berdampak sama. Hal ini bisa jadi mengindikasikan bahwa beberapa karya mungkin lebih bersifat niche atau mungkin kurang sesuai dengan tren penelitian terkini yang mendapat perhatian lebih luas. Oleh karena itu, meskipun produktivitas tinggi penting, ia tidak selalu menjamin bahwa setiap publikasi akan berdampak luas secara individual.

Peningkatan dalam jumlah publikasi yang menghasilkan peningkatan total sitasi dan nilai h indeks adalah indikasi bahwa lebih banyak karya ilmiah menghasilkan lebih banyak kesempatan untuk diakui dan dikutip oleh peneliti lain. Ini memperkuat peran strategis universitas dalam mengembangkan penelitian yang tidak hanya berjumlah besar tetapi juga berkualitas dan berdampak.

Universitas Andalas menunjukkan bagaimana sebuah institusi dapat menggabungkan kuantitas dengan kualitas dalam output penelitiannya, memastikan bahwa setiap investasi dalam penelitian menghasilkan hasil maksimal. Ini tidak hanya memperkuat reputasi akademis universitas tetapi juga memajukan batas-batas pengetahuan, memposisikan Universitas Andalas sebagai institusi yang perlu diperhatikan dan diakui dalam penelitian akademik di Indonesia dan di panggung global.

Ilustrasi/gambar untuk tulisan:

Penulis : Ikhwan Arief (Dosen Fakultas Teknik Universitas Andalas)