Padang (UNAND) - Universitas Andalas mengirim delapan mahasiswa terbaiknya ke negeri sakura, Jepang, pada program pertukaran mahasiswa “Sakura Exchange Program in Science”.
Kedelapan peserta tersebut merupakan mahasiswa Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem yang didampingi oleh Dr. Eng. Muhammad Makky, S.TP, M.Si.
Makky mengatakan Sakura Exchange Program Science ini merupakan kerja sama Universitas Kobe (Jepang), Universitas Ruhuna (Sri Langka), Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Andalas.
Dikatakannya ini memasuki tahun ke-4, dan telah mengirimkan total 53 orang mahasiswa UNAND sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2019 lalu yang didukung dengan pendanaan dari Japan Science Technology (JST).
“Program ini akan berlangsung dari 27 November hingga 4 Desember,” ujarnya. Disampaikannya mahasiswa akan mendapatkan pengalaman belajar dan riset dalam lingkungan internasional, serta pengalaman berkomunikasi, berdiskusi, dan bertukar pikiran baik dengan professor maupun mahasiswa dari ketiga negara tersebut.
Disamping itu, juga akan melaksanakan kegiatan laboratorium dan seminar hasil kegiatan, yang disampaikan kepada seluruh peserta dalam nuansa internasional.
“Dari program ini, kita mengharapkan beberapa output, diantaranya, adanya rencana mahasiswa untuk melaksanakan studi lanjutan ke negara peserta kegiatan. Kemudian, adanya peningkatan wawasan mahasiswa dalam hal internasionalisasi pendidikan, meliputi bagaimana standar pendidikan, laboratorium penelitian, hingga dosen yang mengajar di negara-negara peserta kegiatan ini,” ujar Makky yang juga menjabat sebagai Direktur Kerja Sama dan Hilirisasi Riset Universitas Andalas
Selain itu, melalui interaksi dan komunikasi baik antar peserta maupun dengan professor di sana, ia mengharapkan terbukanya peluang pada berbagai program lain yang bermanfaat bagi mahasiswa, misalnya student exchange, summer course, atau project invitation.
Bukan hanya kehidupan sebagai mahasiswa, program ini juga memberikan kesempatan bagi para peserta untuk belajar banyak hal selama tinggal di Jepang serta juga bisa melihat bagaimana keteraturan serta toleransi di negara lain.
“Mahasiswa UNAND belajar mendisiplinkan diri di jalur antrian yang tepat, menggunakan fasilitas tiket otomatis untuk menggunakan transportasi umum bus kereta api, membaca rute perjalanan, mengetahui titik pemberhentian dan keberangkatan, dan hal lain yang belum pernah dialami sebelumnya,” tambahnya.
Makky berharap program ini dapat diperluas, khususnya dalam skema pendanaan, apabila UNAND ikut mendanai peserta, maka jumlah peserta yang bisa berpartisipasi dan dikirimkan untuk program ini juga akan lebih meningkat, karena tidak terbatas pada kuota pendanaan dari JST saja.
Untuk dapat mengikuti kegiatan ini, mahasiswa melalui beberapa jalur seleksi yang dimulai dengan pendaftaran dan seleksi administrasi, serta tentunya wawancara berbahasa Inggris. Seleksi dilaksanakan terbuka bagi mahasiswa yang berminat untuk menjadi bagian dari program tahunan ini.
“Tahun depan, harapannya kegiatan ini tetap bisa dijalankan apabila situasi pandemi tidak meningkat kembali,” pungkasnya. (*)
Humas dan Protokol UNAND