Sawahlunto (UNAND) - Rektor Universitas Andalas Prof. Dr. Yuliandri S.H., M.H. menugaskan tim Pusat Studi Bencana Prof. Ir Abdul Hakam, M.T., P.hD, Prof. Dr.Eng Fauzan, S.T.,M.Sc.Eng, Bayu Martanto Adji, S.T.,M.T.,Ph.D, Dr. Tesri Maideliza, M.Si, M.Sc untuk melakukan kajian riset kebencanaan di Kota Sawahlunto.

Di samping itu juga bergabung dua mahasiswa dari UKM Kosbema Universitas Andalas Sri Rahayu (Fakultas Hukum) dan Sevina Artasia (Fakultas Teknik)  untuk melakukan survey dan kajian longsor di Desa Kubang Tangah, Kota Sawahlunto pada Selasa (9/5), tim ini juga didukung oleh Polda Sumatera Barat.

Tim Pusat Studi Bencana dan Kosbema disambut dengan hangat oleh perangkat Desa Kubang Tangah, BPBD Kota Sawahlunto, Polres Kota Sawahlunto, Ketua KAN, Ketua Pemuda, dan Ketua Destana (Desa Tangguh Bencana) Kubang Tangah.

Selanjutnya, tim bersama instansi terkait membahas mengenai penyebab longsor yang terjadi di Desa Kubang Tangah dan upaya apa saja yang telah dilakukan oleh instansi dan masyarakat pada saat tanggap darurat bencana.

Menurut ketua KAN Kubang, selain curah hujan yang tinggi salah satu penyebab terjadinya longsor adalah aktifitas pelebaran jalan yang masih berlangsung.

“Salah satu upaya mitigasi bencana yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kubang Tangah bersama BPBD Kota Sawahlunto adalah membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) sebagai satuan yang akan membantu dan melindungi masyarakat yang berada di daerah rawan bencana,” ujarnya.

Ditambahkannya, selain itu gotong royong juga dilakukan setiap satu bulan sekali untuk memperbaiki saluran air dan infrastruktur lainnya

Sementara itu, tim Pusat Studi Bencana Universitas Andalas setalah mendengar laporan kejadian dan gambaran wilayah di desa Kubang Tangah, Prof. Abdul Hakam mengatakan harus dilakukan relokasi untuk daerah-daerah yang menjadi titik rawan bencana.

Pusat Studi Bencana menyarankan untuk upaya mitigasi bencana longsor ini adalah dengan peringatan dini. “Ketika terjadi hujan dengan curah hujan tinggi setelah 1-2 jam, maka masyarakat yang berada di daerah rawan longsor sebaiknya mengungsi ke tempat yang lebih aman,” ungkapnya.

Sebagai upaya tindak lanjut dari diskusi dengan Wakil Wali Kota H. Zohirin, SE dan instansi terkait, pihak Universitas Andalas akan melakukan kajian kebencanaan sekaligus menempatkan mahasiswa dalam program MBKM yang berbasis kebencanaan di Kota Sawahlunto. (*)

Humas dan Protokol UNAND