Malaysia (UNAND) - Delapan mahasiswa Universitas Andalas berhasil meraih prestasi pada kompetisi ilmiah yang diadakan pada (10-14/5) lalu di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC) Malaysia.
Kegiatan ini berjudul The 34th World Youth Invention and Exhibition (WYIE) 2023 yang merupakan event tahunan rutin diselenggarakan oleh MINDS Malaysia bersama World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA) dengan mengikutsertakan siswa, mahasiswa, hingga berbagai perusahaan bonafit seperti PLN dan Pertamina (Persero).
Kedelapan mahasiswa tersebut yakni Refa Rahmaddiansyah, Wahida Rahmi, Muhammad Zidan Amriza, Sherly Putri Utami, Ipangga Hulian, Muhammad Fadhel Ikram, dan Faishal Arif Kurniawan dari Fakultas Kedokteran serta Azizah Rahma Tita dari Fakultas Kedokteran Gigi berhasil membawa pulang dua buah Silver Medal dari kompetisi yang diikuti oleh 500 lebih peserta yang berasal dari lebih dari 15 negara.
“Kami sangat bersyukur mendapatkan penghargaan internasional bergengsi ini, yang merupakan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak beberapa bulan terakhir,” ujar Refa yang merupakan mahasiswa berprestasi nasional tahun 2021 ini.
Universitas Andalas sendiri mengirimkan 2 tim pada WYIE tahun ini, keduanya membawa pulang medali. Tim pertama yang diketuai oleh Ipangga Hulian berlaga pada kategori Biomedicine and Pharmacy, tim kedua yang diketuai oleh Azizah Rahma Tita berlomba di kategori Culinary and Food, keduanya berhasil mengantongi Silver Medal.
Ipangga, Faishal, Zidan, Fadhel, Refa, Wahida, dan Sherly di bawah bimbingan Dr. Dessy Arisanty, M.Sc. dari Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas membawakan inovasi bubuk herbal dari buah pare dan mengkaji efeknya sebagai anti-obesitas. Adapun Azizah dan Refa dengan bangga mengajukan inovasi sate padang dari buah pare sebagai alternatif makanan sehat di bawah bimbingan drg. Eny Rahmi, SpPros dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas.
Sementara itu, Ipangga menjelaskan proses seleksi dimulai dengan pengumpulan ide produk dan inovasi yang kemudian dilakukan penyaringan oleh penyelenggara melalui kurasi. Tim-tim yang lolos kemudian diminta untuk menyiapkan video presentasi inovasi, poster inovasi, dan full paper yang berisi detail dari karya yang dibawakan. Tahapan selanjutnya adalah tahap final yang diselenggarakan di Malaysia. Para finalis mempresentasikan karyanya di depan para juri yang berasal dari berbagai institusi dan negara dari seluruh dunia.
“Tim kami berhasil lolos dan kami mempersiapkannya dengan maksimal sebelum berangkat, kami tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini” ujar Ipangga yang merupakan Mahasiswa Berprestasi Universitas Andalas tahun lalu itu.
Senada dengan itu, Wahida Rahmi dan Sherly Putri Utami mengemukakan berpikir kritis dan memikirkan inovasi adalah kuncinya. Ia menuturkan, masalah yang diangkat dapat datang dari mana saja, bahkan dari yang ditemui sehari-hari, tinggal bagaimana kita mencari solusi atas permasalahan tersebut. Selain itu, kemauan untuk belajar menjadi hal yang paling penting, terutama mempelajari hal-hal baru yang dapat membuka wawasan keilmuan kita. Adapun untuk kegiatan internasional tentu perlu disiapkan kemampuan bahasa inggris yang cukup, terutama untuk berkomunikasi secara aktif dan pasif.
Refa dan kawan-kawan berharap ada dari teman-teman khususnya dari Universitas Andalas juga dapat mengeksplorasi dirinya lebih jauh, mengembangkan minat menjadi bakat, dan membuktikannya dengan karya. “Semoga kabar baik ini menjadi motivasi bagi teman-teman lainnya yang juga ingin berkarya dan berprestasi,” pungkas mereka.(*)
Humas dan Protokol UNAND