Padang (UNAND) - Tinta pemilu berbahan dasar dari tanaman gambir yang merupakan hasil riset dari dosen Universitas Andalas kembali digunakan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 pada November mendatang.

Hal ini disampaikan langsung oleh Rektor Universitas Andalas Efa Yonnedi, Ph. D saat rapat terbuka dalam rangka Dies Natalis ke 68 tahun yang berlangsung di Gedung Convention Hall pada Jumat (13/9).

Ia mengatakan tinta gambir hasil inovasi dari dosen Universitas Andalas kembali dipercaya untuk digunakan dalam Pilkada 2024 di 10 Provinsi di Indonesia dengan jumlah sebanyak 105.000 botol.

Disampaikannya, sebelumnya produk inovatif ini telah didistribusikan hingga 1 juta botol, mencakup 35 provinsi di seluruh Indonesia dan juga pemilih luar negeri saat Pemilu 2024 pada Februari lalu. 

Kemudian, tinta tersebut juga digunakan dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) DPD RI di Sumatra Barat (Sumbar) pada Juli lalu dengan jumlah 36.000 botol

“Kepercayaan yang diberikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia kepada Universitas Andalas menjadi bukti nyata atas kualitas dan keunggulan produk dalam negeri ini,” tambahnya.

Dikatakannya, hasil inovasi tinta gambir yang dilakukan oleh dosen Universitas Andalas Prof. Dr. apt Amri Bakhtiar, M.Dess itu dikerjasamakan dengan perusahaan swasta sebagai mitra yang memproduksi. “Sedangkan Universitas Andalas menerima royalti dari kerja sama tersebut,” ungkapnya.

Ia terus mendorong semakin banyak inovasi yang dilahirkan dosen-dosen Universitas Andalas dan memberikan manfaat serta digunakan secara luas oleh masyarakat.

Senada dengan itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menuturkan salah satu produk gambir bisa digunakan sebagai bahan tinta pemilu. “Sebenarnya banyak yang bisa dihasilkan dari gambir ini karena kita sudah menghasilkan katekin dan tanin,” ujarnya.

Bahan tersebut banyak digunakan untuk produk kosmetik, obat-obatan dan lainnya. “Kolaborasi, sinergi, inovasi sangat dibutuhkan ke depan dalam menjawab tantangan di sektor ini,” ucap Gubernur yang merupakan alumni Fakultas Pertanian Universitas Andalas ini.

Mahyeldi menambahkan 90 persen produksi gambir dunia berasal dari Sumbar. "Sudah saatnya kita meningkatkan hilirisasi produk gambir dalam negeri agar potensi ini lebih optimal," tegasnya, seraya berharap agar ke depan produk seperti gambir, katekin, dan tanin dapat dipasarkan dalam bentuk lebih bernilai.

Kolaborasi antara Universitas Andalas dan pemerintah Sumbar diharapkan mampu menjawab tantangan dalam sektor inovasi dan industri gambir di masa mendatang.

Humas, Protokoler, dan Layanan Informasi Publik